Ulang tahun “25 years old, I think Im still 22, never grow old.”
Tahun ini ulang tahun saya yang ke 25 agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena saya tidak memiliki list barang atau moment yang diinginkan untuk ulang tahun ini. “There is no wish for birthday gift”. Tidak punya harapan untuk tahun ini? Bukan. Saya hanya tidak memiliki keinginan untuk meminta barang atau diadakan moment tertentu untuk ulang tahun kali ini. Mengapa ? karena tahun ini saya sudah menjadi istri dari suami yang sangat luar biasa, ya Chandra Pramudya. Moment ulang tahun bukan menjadi sebuah moment yang ditunggu hanya untuk sebuah kado, tapi tahun ini saya menyadari bahwa hidup itu banyak tujuan yang harus dicapai dan banyak kerikil yang harus dilalui. Dua Puluh Lima tahun merupakan bukan angka yang kecil lagi, 25 tahun ini saya harus melihat ke depan, menentukan arah dan tujuan dalam membangun sebuah keluarga. Banyak hal yang dilalui dalam dua puluh lima tahun ini, di satu sisi saya menyadari bahwa banyak kesalahan yang tidak saya sadari di masa lalu karena ego atau pembenaran atas diri kita, melihat bahwa kita adalah korban dari kesalahan orang lain. Mungkin akan ada yang berkata, “jangan menyalahkan diri sendiri, kamu sudah benar ko.”
Kita lupa bahwa ketika menjadi korban atas kesalahan orang lain, apakah kita benar? apakah reaksi kita atas tindakan itu benar? apakah kita sudah dijalan yang Tuhan anjurkan? setan akan senang kalau kita terbuai atas buaian bahwa apa yang kita lakukan adalah benar. Dua Puluh Lima tahun, mungkin saya selalu menyalahkan keadaan atas semua yang terjadi dan menjadikan saya korban atas keadaan itu. Itu memang benar, namun saya salah karena telah membiarkan diri saya mengikuti rasa kecewa atau sakit, saya selalu terbuai bahwa saya adalah korban tanpa introspeksi apa yang sudah saya lakukan untuk urusan saya dengan Tuhan, mungkin untuk hal ini setan akan senang karena “keadaan menjadi korban” atau ujian dari Tuhan ini hanya membuat saya menjadi manusia yang lemah. Saya akan membahas hal ini di artikel selanjutnya.
22 September
22 September 2017, menjelang bulan September ini bukan lah moment yang mudah bagi saya dan suami. Banyak hal di luar dugaan yang menguji sikap dan kesabaran kita. Kita berdua memang sudah terbiasa dengan hidup apa adanya, jadi kita bisa lalui nya dengan santai, hanya mengubah sedikit pola hidup. Saya sudah bilang kepada suami, “Ochan nanti kalau Septi ulang tahun ga usah dibeliin kado ya, Septi juga bingung mau apa, karena barang udah ada semua, lagian dari dulu juga septi ga terlalu punya target untuk memiliki suatu barang. Septi mau kue ulang tahun aja, kalau ada uang kita makan berdua aja di luar.” Suami saya langsung oke oke aja. 21 September 2017, tanggal merah karena bertepatan dengan Tahun Baru Hijriyah 1439. Saya sudah sadar, Ochan bakal susah untuk membeli kue, karena saya selalu nempel dia terus dan di hari libur pula.
Saya hanya percaya bahwa dia sudah menyiapkan kue tersebut. 21 September 2017 atau Kamis malam, saya sengaja tidur cepat karena pikir saya, saya harus memberikan spare time untuk Ochan jikalau dia mau menyiapkan kejutan, saya sih pede aja orang nya atau mungkin geer kali ya. Saya terbangun tengah malam mungkin sekitar jam 1, saya lihat Ochan masih belum tidur, kalau biasa nya saya akan ngomel minta dia tidur dan berhenti mainin pad nya tapi kali itu saya biasa saja karena sudah terlanjur kesal tak ada ucapan atau cake tengah malam. Pagi hari saya terbangun masih tidak ada cake hanya ada ucapan dari Ochan namun saya tidak memberikan respon yang berlebih, biasa aja karena saya hanya berharap kue, walaupun hanya kue kecil.
Apakah karena tidak ada uang? ngga segitunya juga kali 😐 . Saya sempat cek handphone dan ternyata dia posting foto sketsa saya dengan ucapan yang bagus. Saya sudah terlanjur bad mood atau bahkan hampir nangis jadi saya tidak banyak tanya mengenai sketsa wajah saya itu. “Septi kecewa ama ochan ya, ngga sesuai ekspektasi ya?”, suami hanya menanyakan hal itu karena melihat respon saya. “Septi mau masak dulu.” padahal udah mau nangis juga 😀 😀 😀 . “Nanti saja sayang masak nya, ochan masih mau ama septi dulu di sini.” Saya langsung tolak aja karena udah mau nangis 😥 😥 😥 . Memang kebiasaan kita, nempel melulu ngabisin tiap waktu, mau bangun jam berapa pun, hari apapun, kita hanya menghabiskan waktu untuk bercanda, bahas semua hal, bahas media sosial, informasi berita atau bahkan mengenai apa yang sedang dirasakan. Tapi itu lah yang membuat saya bersyukur telah mempunyai suami yang “keren”. Bukan berarti kita berdua tidak ada kekurangan, banyak sekali kekurangan kita, tapi kita selalu menghadapi itu sebagai pelengkap kehidupan.
The Surprise
Jam 8.00 saya masih diam, hanya bersiap-siap untuk ikut suami sampai ke Bank. “Nanti ga usah ditungguin, septi ikut sampai bank aja.” Suami hanya jawab santai aja. Sampai di Bank ternyata dia parkir motor dan bilang ochan temenin aja, saya tolak karena kalau dia pergi siang nanti pulang nya malam, saya masih berharap kita akan makan malam di luar. Sekitar pukul 9.30 saya sudah selesai urusan di Bank, saya bilang tidak usah di antar sampai rumah, saya jalan kaki aja karena kebetulan bank nya dekat. Tapi dia tetap mengantarkan saya sampai depan kontrakan. Hilang semua kepedean bakal ada kue ulang tahun, semua pikiran bercampur, perasaan kecewa dan sedih, pikiran bahwa dia memang tidak ada effort untuk hanya sekedar membeli kue dengan alasan kemarin hari libur. Saya hanya diam, memilih untuk tidak marah, karena saya sedang belajar bahwa sesuatu hal bisa diatasi tanpa menimbulkan pertengkaran.
Jam 10.00 dia sampai di kantor, saya hanya respon dengan meminta file yang sudah dia scan. Kebetulan saya sedang minta tolong untuk ikut scan beberapa dokumen di kantor dia. Setelah itu dia hanya membalas chat sebentar dan mengirimkan file tersebut via email tanpa memberitahu terlebih dahulu. Walaupun saya marah, mau salah siapapun saya akan menjadi pihak yang menghubungi terlebih dahulu. Saya tanya dia kenapa, tapi tidak ada jawaban, saya telpon pun masih tidak di angkat. Saya mulai kesal, karena saya merasa kenapa dia yang marah padahal saya yang kecewa. Sekitar pukul 11.45 banyak suara motor masuk ke halaman, saya sudah berharap bahwa itu dia. Sekali lagi saya emang geer , tapi ternyata bukan.
Saya hanya diam depan laptop di kamar seperti hari-hari biasa namun sesekali saya dengar ada suara di pintu dari arah ruang tamu. Saya tengok tapi tidak ada orang, awalnya saya berpikir mungkin hanya angin karena selalu seperti itu. Kemudian ada bunyi ketukan di pintu, saya cek langsung ke ruang tamu, dan tiba-tiba ada tangan masuk dari jendela mencoba membuka kunci dari dalam. Hmmmm suami yang selalu membuat saya dongkol dengan kelakuan-kelakuan garing yang menggemaskan itu datang dengan membawa kue dan lilin yang menyala, ngedumel dari luar “yaaah kenapa di kunci, jadi ga kejutan dong”. Saya ngedumel balik, “ya elah biasanya juga dikunci, dasar rempoooong (sambil senyum-senyum sendiri, pundung nya ga jadiii).”
Dia langsung cium kening dan ingin peluk, tapi saya stop , seperti biasa harus ada dokumentasi, saya ambil kamera dan bikin lah adegan ulang 😛 😛 😛 . Saya memang senang merekam kejadian atau apapun mengenai dia, kenapa ? karena itu sesuatu hal yang berharga, tindakan, kasih sayang dan moment yang berharga. Setelah itu dia ngedumel lagi, “gimana kasih kejutan, kemarin hari libur, terus mau beli kue di taruh dimana, pusing ochaan, septi udah pundung, bla bla bla…..” saya pun balas “septi udah kecewa masa kue aja ga ada, kirain ochan orang terjahat di dunia, septi kan cuma pengen makan kue malam-malam dan pas bangun pagi, septi pikir karena lagi ga ada uang, ya elah kalau ochan nabung sehari seribu aja setahun udah dapat kue enak.” Itu lah kita, ngedumel satu sama lain tapi dengan tujuan bercanda. “Ochan bingung, di telon terus, udah tau ochan mau scan file sama mau mikirin bingkisan, tapi nelpon terus.”
Dia beli cheese cake dengan selai blueberry, itu sih kesukaan dia, dia juga yang banyak makan kue nya dan ga berhenti (bukti ada di video ya 😛 ). Dia juga bilang terserah pilih kita makan di luar, eh tapi sebelumnya karena udah masuk waktu Jumatan, saya minta dia solat Jumat dulu dan take video ulang abis Jumatan. Awalnya dia menawarkan makan steak atau mau all you can eat juga boleh, tapi karena saya juga lagi ga mau apa-apa, saya pilih makan Pho 24 dan jalan-jalan aja atau nonton. Akhirnya kita jalan ke Mall untuk makan Pho 24 dan nonton film “Gerbang Neraka” ya film Indonesia dengan studio yang kosong, hanya ada beberapa orang saat itu, wajar sih karena masih jam sore, orang-orang masih kerja, dia aja yang bolos 😛 😛 . Dia bilang, saya masih punya voucher ulang tahun ampe malam nanti, saya langsung pilih beli coffee latte dan Mc flurry nya di malam hari.
Kesederhanaan
Mungkin ini semua sederhana, tapi inilah yang saya mau, jalanin hidup dan waktu bersama, jadi diri sendiri, tidak berlebihan, melihat semua tingkah yang dongkol menggemaskan, tertawa, dan selalu berbicara mengenai semua hal. Oh ya saya lupa, tidak memiliki harapan bukan berarti tidak mempunyai tujuan, harapan dalam artikel ini seperti yang saya bahas di awal adalah keinginan saya untuk barang-barang tertentu sebagai kado ulang tahun. Saya dan suami selalu mempunyai harapan dan tujuan, kepercayaan bahwa Tuhan telah mengatur semua, kita hanya berusaha dengan optimisme positif. Masalah punya anak? saya sebenarnya tidak mau respon dengan orang yang bertanya hal ini, itu pertanyaan yang melibatkan manusia dengan Sang Pencipta, tidak ada yang harus dijawab. Saya hanya berpikir mungkin orang yang bertanya hal yang sebenarnya tidak berpengaruh terhadap mereka itu, lupa atau tidak melihat Sang Pencipta.
Pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dijawab oleh kita. Jika kita merespon baik itu marah, kesal atau kepikiran atas pertanyaan itu, bukannya hanya membuat setan senang? ya kita ikut masuk ke dalam arus yang setan itu mau. Allah selalu bersama saya, dan semua manusia yang mengimani Nya. Terimakasih atas umur yang telah diberikan, terimakasih atas semua keajaiban-keajaiban yang telah ditunjukan, dan terimakasih masih mengetuk pintu hati saya dan suami untuk menjadi orang yang lebih baik, Terimakasih ya Allah SWT, terimakasih orang tua, keluarga, teman dan tentunya Terimakasih untuk Suami terkeren A Chandra Pramudya.
Moment yang sempat kita rekam :
by the way, sebenernya artikel ini mau ditulis oleh suami saya, tapi kasian dia berpikir sangat keras, nanti dia sakit kepala 😆 😆 :

One thought on “Ulang tahun ku – Im turn 25 yo”