Usg Kehamilan-“Baby is a little bit of heaven sent down to earth”
Usg Kehamilan-Setelah kita melihat hasil test pack positif, dua kali test lebih tepatnya, senyum bahagia keluar begitu saja yang ga tau lagi gimana mengungkapkannya, cuma mata berkaca-kaca karena rasa syukur yang tidak terbendung. Setiap bulan saya dan Chandra selalu melakukan test dan berharap hasilnya positif, walaupun kita ga terlalu “ngoyo” atau maksain kehendak untuk segera dapat amanah, kita selalu berusaha semaksimal termasuk doa dan pasrah kepada Sang Pemilik Kehendak Kehidupan. Pertama kali yang kita lakukan setelah hasilnya positif adalah tetap menjaga kebahagiaan ini menjadi cerita kita berdua.
Jauh sebelum hamil, kita memang merencanakan atau bertekad kalau hamil nanti biarlah cerita perjalanannya kita nikmati saja berdua, orang terdekat biarlah tau dengan sendirinya dan tidak terlalu mendalam ceritanya. Kenapa? karena diberikan amanah ini adalah suatu tanggung jawab besar, dan kita tahu perjalanannya akan sangat panjang, mungkin seumur hidup kita. Kita tidak mau rintangan saat kehamilan menjadi keluh kesah apalagi keluh kesah tersebut menjadi konsumsi publik yang bisa menimbulkan berbagai persepsi, biarkanlah rintangan itu menjadi sebuah proses yang kita nikmati dan hanya kita berdua yang tahu, setidaknya kita melindungi amanah ini dari persepsi manusia lain. Selain itu kita hanya mencoba untuk membangun mental dan karakter kita dan amanah ini agar tetap positif, semua rintangan tidak perlu jadi keluh kesah. Allah sudah memberikan kita anugrah, pantaskah kita berkeluh kesah atas proses nya? Hasilnya adalah kita sangat menikmati proses kehamilan ini, apapun rintangannya di setiap minggu, kita bekerjasama untuk saling support, romantisme intim bagi keluarga kecil kita.
24 Desember 2017
Langkah selanjutnya di awal kehamilan adalah cek kandungan. Kita cari informasi dokter atau rumah sakit di sekitar Jakarta Barat dari mulai alamat, jadwal praktek, biaya (ini penting karena saya sebagai financial budgeter dalam keluarga kecil ini sangat mengatur agar keuangan kita tetap terkendali), dan tentunya yang paling penting adalah dokternya harus perempuan. Secara agama pun aurat kita hanya boleh terlihat oleh muhrim kita, bukan so alim tapi kita menjalankan apa yang kita yakini. Kemudian dari segi biaya kita menghindari rumah sakit sebenarnya, waktu itu fokus utama kita adalah mencari klinik dimana dokter yang membuka praktek diluar jam kerja rumah sakit. Alasannya adalah dari segi biaya bisa lebih murah dan yang kedua adalah tidak perlu antri panjang sampai seharian. Kita sudah sering mengamati teman-teman kita saat cek kandungan di rumah sakit, proses tersebut bisa menghabiskan banyak waktu karena antrian yang panjang, selain itu kita juga mencari jadwal cek di hari libur atau weekend karena biar Chandra bisa menemani, sekali lagi proses kehamilan ini bukan hanya penting bagi saya, calon ibu, tapi Chandra calon ayah juga sangat penting untuk membangun “bonding” atau kedekatan kita bertiga selama proses kehamilan sampai nanti insya allah proses kehidupan yang akan terus berlanjut.
Sempat bertanya ke beberapa teman, mengenai proses apa yang pertama kali dilakukan dokter saat kita pertama hamil setelah teman menjelaskan akhirnya kita sudah semakin mantap harus menemukan dokter perempuan :=) . Oh ya sempat juga bertanya mengenai tempat cek dengan kriteria tersebut ke teman namun karena terlalu jauh dari tempat tinggal kita di Palmerah akhirnya kita memutuskan untuk browsing di Internet. Akhirnya kita menemukan Klinik Kartika di Tomang. Alhamdulillah nya kita cocok dengan klinik dan dokter di klinik tersebut.
Biaya USG
Biayanya sekitar Rp 160.000 – Rp 350.000 untuk USG 2D sudah termasuk konsultasi dan vitamin, untuk vitamin juga tergantung kita mau diambil atau tidak, biasanya kalau saya bayar sekitar Rp 300.000 udah dapat 2 macam vitamin. Untuk USG 4D itu dari Rp 250.000 sampai Rp 400.000 sudah termasuk vitamin juga dan konsultasi, waktu itu saya keluarin biaya Rp 500.000 karena USG 4D dan ambil 2 macam vitamin dan cream untuk stretch mark. Vitaminnya bisa untuk sebulan loh jadi lumayan murah, dan kita juga bisa beli sendiri di apotik kalau kita tidak mau beli di klinik. Untuk konsultasinya juga kita bisa santai, tidak terburu-buru walaupun sudah banyak yang antri diluar, tapi biasanya pertanyaan kita walaupun singkat sudah bisa dijawab dengan jelas. Untuk lengkapnya bisa cek instagramnya Klinik Kartika Tomang . Jika dibandingkan dengan biaya cek di rumah sakit Jakarta lebih murah dengan pelayanan yang maksimal, tapi semua tergantung dari bumil dan pasangan enaknya seperti apa, karena saya dipercayakan memegang kendali keuangan, jadi saya lakukan yang terbaik :=).
Biasanya saya kontrol di hari Minggu jam 4, jam buka di hari Minggu itu dari jam 3 sore sampai jam 5. Saya selalu cek dengan dokter ita, alhamdulillah orang nya baik, adem, dan kalaupun kita bertanya apapun dia selalu jawab dengan positif dan berusaha membuat kita tetap rileks untuk menjalani kehamilan ini. Saya selalu khawatir soal makanan yang bisa mempengaruhi janin, tapi alhamdulillah dokter ita mengarahkan agar tetap menikmati apa saja makanan yang disukai asal jangan makanan dengan bumbu-bumbu penyedap berlebihan atau makanan dengan pengawet, intensitasnya bisa dikurangi. Oh ya pas di usg pertama dan melihat ada kantung janin, mata saya dan suami langsung berkaca-kaca, rasanya masih tidak percaya bahwa dalam tubuh saya ada anugrah yang sangat luar biasa. Selain ada kantung janin, dokter ita menjelaskan bahwa ada mium kecil, namun dia bilang bahwa selama itu tidak menganggu dan kita cek setiap bulan insya allah semua tidak apa-apa.
Setalah kita pulang dari dokter, saya dan Chandra langsung memutuskan untuk rutin cek di klinik tersebut, dan tentunya dengan jadwal dokter Ita, Chandra sangat suka dengan first impression dari dokter Ita. Jadi saat pertama kita masuk ruangan, dokter Ita langsung mengucapkan Assalamualaikum, kemudian bersalaman dengan saya dan ketika akan salaman dengan Chandra, beliau hanya bersalaman secara simbolis atau tidak bersentuhan. Hal kecil memang tapi membuat kita sangat suka dengan impressionnya dan menambah kepercayaan kita pada beliau. Beliau bisa menjaga apa yang seharusnya dilakukan dan belum bisa saya lakukan, ya cerita bersalaman yang bisa membuat kita tenang.
Nah sekarang saya akan cerita, bagaimana proses awal kehamilan yang kita alami. Awalnya saya masih semangat makan, saya bertekad untuk makan sehat, seperti konsumsi sayur, susu kehamilan, vitamin, jus buah dan mengurangi makanan berpengawet. Saya memang suka masak, apalagi masakin buat bekal Chandra, karena Chandra memang senang kalau bekal untuk makan siang, selain lebih higienis, Chandra juga malas kalau harus keluar untuk beli makan siang di kantor. Walaupun menu nya tidak terlalu bervariatif dan rasanya belum tentu enak juga, tapi Chandra selalu suka dan nafsu makannya besar.
Kadang kalau lagi ga ada bahan masakan atau lagi malas, paling Chandra hanya bekal nasi , telur dan tahu itu juga kadang dia yang masak sendiri. Untuk urusan masak memang tidak menjadi tugas atau kewajiban saya atau Chandra, siapapun bisa masak, Chandra suka masakin buat saya, dia selalu berusaha untuk masak apa yang saya mau, dia selalu liat tutorial, begitu juga saya masak denga freestyle, terdorong oleh kebahagiaan ketika melihat antusiasme Chandra saat makan masakan saya, jadi ya kita selalu melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan satu sama lain.
Perjalanan pun dimulai
Rintangan pertama mulai muncul saat awal kehamilan, penciuman menjadi lebih tajam, diawali dengan penciuman terhadap bau masakan yang sedang dimasak, terutama masakan dengan tumisan bawang. Kebetulan depan kontrakan kita ada tukang nasi goreng, saya selalu menghindar ketika bau itu muncul, maaf ya mang nasi goreng. Lalu bagaimana selanjutnya? ya tugas memasak mulai berpindah ke tangan Chandra sepenuhnya haha. Tapi Chandra masak hanya di pagi hari, itu juga untuk bekal dia makan siang dan untuk saya makan pagi, rasanya tidak tega karena hampir setiap hari dia hanya bekal nasi dan telur. Kadang dia juga masak untuk makan malam, dia masak dengan pintu dapur ditutup, jendela ke arah dapur pun ditutup agar saya tidak mencium bau masakan. Untuk makan siang biasanya saya akan pesan makanan via gojek online, hampir semua menu saya coba sampai saya bosan dan sering tidak makan yang akhirnya membuat asam lambung naik. Selain itu karena bau menjadi tajam kadang hanya beberapa makanan yang mau saya makan, saya jadi kurang suka ayam, karena bau nya tercium ketika saya makan. Nafsu makan pun berkurang, akhirnya saya coba makan makanan dengan bumbu yang pekat, seperti nasi padang. Rendang adalah salah satu penambah nafsu makan saya waktu itu, tapi saya selalu ikuti dengan minum jus setelahnya agar perut tetap adem ga panas.
Selain penciuman yang tajam, rasa mual pun mulai muncul. Morning sick setiap pagi sehingga saya hanya bisa tiduran sepanjang pagi, dan melihat Chandra menyiapkan semuanya, dari mulai menyiapkan makan pagi, membeli sayur, membeli makanan ringan untuk saya agar bisa ngemil di siang hari, biasanya Chandra beli bandros dan martabak keju atau kacang. Sekali lagi rasanya tidak tega karena dia harus menyiapkan semuanya agar saat dia pergi kerja, istrinya masih bisa terkontrol asupannya. Saya termasuk orang yang susah muntah, jadi morning sick saya hanya mual, setiap makan mual, mau muntah tapi ga keluar, jadi Chandra akan memijat punggung saya dan mengusapkan kayu putih, oh ya waktu itu kayu putih pun menjadi sangat bau, tapi saya bisa tahan karena nyaman saat diusapkan kepunggung atau perut.
Syndrome kehamilan
Awal-awal kehamilan, saya mengalami pup yang tidak lancar, setelah mual timbul lah perut penuh karena tidak pup beberapa hari, padahal saya suka makan buah. Waktu itu saya berpikir mungkin saya kurang makan sayur karena kebetulan saya kurang suka sayur terutama sayur hijau. Setelah beberapa hari kita bingung harus gimana, kita sudah baca forum-forum kehamilan katanya wajar kalau Pup jadi kurang lancar. Namun karena saya juga susah makan sayur, akhirnya kita bener-bener bingung dan nunggu pup dengan alami saja. Chandra, suami siaga yang penuh siasat, dia pergi ke minimarket dan membeli pencahar. Waktu itu saya tidak mau, takut aneh rasanya, tapi dia tetap mendorong untuk menggunakan pencahar, kali ini niat dia emang baik ya selalu baik tapi agak jail, dengan muka jahat dan sedikit tertawa dia memberikan saya pencahar. Demi kebaikan dia bilang. Suami andallang memang.
Ekspresi saat akan memberikan pencahar pada istri tercinta
Setelah diberikan pencahar, alhamdulillah saya pun mulas-mulas dan Pup. Terimakasih ya Allah sudah diberikan suami yang sigap dan siaga dengan segala cara. Cerita akan berlanjut ke postingan selanjutnya, perjalan ini masih sangat panjaaaaang, tapi kita tidak rasa sekarang sudah mau masuk 8 bulan ! yeay !!
Halo mbak salam kenal saya fira ,
Mau tanya pertama kali cek kandungan usia kandungan berapa ? Dan menggunakan usg transvaginal atau 2D ?
Halo Fira salam kenal,
Saya waktu itu waktu bulan pertama cek pakai transvaginal, itu di minggu ke 2 apa ke 3 gitu ya lupa,
sisanya saya tiap bulan cek pake yg 2D, kalau akhir-akhir saya baru yang 4D, 🙂