Tanjung Bira, seperti liburan di Private Beach. Pantainya masih sepi, pasir putih dan bersih tapi sayang fasilitas mungkin belum terlalu lengkap. Waktu itu saya pergi sekitar bulan April 2016, pergi di hari Senin sampai Rabu dengan alasan agar tidak ramai pengunjung. Dan ternyata, memang sepi pengunjung ๐. Saya sampai pantai Bira sekitar pukul 13.00 wita dan langsung ke penginapan di Cosmos Bungalow. Sekitar pukul 14.00 wita saya pergi ke Pantai sekitar 5 menit dengan mengendarai mobil. Cuaca saat itu panas sekali, bingung mau ngapain karena emang sepi, cuma ada nelayan dengan perahu dan ibu-ibu penjual warung. Akhirnya saya hanya membeli topi pantai, dan Chandra mencari tahu soal permainan air di sini.
Baca juga : Perjalanan ke Tanjung Bira
Ada pemilik perahu yang menawarkan jasa sewa perahu, banana boat dan snorkling plus dibawa ke pulau Liukang dengan harga Rp 300.000 seharian. Cukup murah dengan segala jasa yang ditawarkan, apalagi kalau misalnya kita pergi rombongan, dan sharing cost, bisa lebih murah lagi !! Akhirnya Chandra meminta no handphone bapak pemilik perahu tersebut, dan janjian untuk datang besok paginya.
Akhirnya kita pulang dulu ke penginapan, mandi dan makan di restaurant yang ada di Cosmos Bungalow. Worth it banget dengan sekitar Rp 500.000-600.000 kita sudah dapat view yang bagus dan akses ke pantai yang mudah. Setelah makan, kita coba menuruni tangga yang ada di bawah restaurant dan langsung menuju Pantai Bara. Memang agak licin dan curam, tapi kita ga sabar buat main air dan pasir. Kita susuri tepi pantai yang lumayan berbahaya karena ombaknya besar dan pantainya pendek. Setelah kita menemukan pantai pasir yang cukup luas, akhirnya kita beristirahat dan berfoto. Pemandangan, ketenangan, dan suasananya jangan ditanya lagi, serasa pantai milik pribadi !!.
Hari ke-dua : Serasa liburan di pulau pribadi
Selasa, hari ke-dua di Tanjung Bira, kita menelpon bapak pemilik perahu untuk bertemu di pantai Bira. Sekitar pukul 10.00 wita kita sampai di pantai Bira dan bertemu bapak pemilik perahu. Kita hanya membawa tas yang berisi semua gadget untuk dokumentasi dan kita simpan di perahu. Oh ya ada anak kecil yang ikut kita nih, dia anak pemilik perahu. Setelah menggunakan pelampung, saya kira kita akan duduk diperahu sampai ke area snorkling. Dan ternyata kita diminta naik di Banana Boat sampai menyebrang pulau ๐. Bapaknya bilang, kalau tau kita nginap di Cosmos Bungalow, dia akan jemput pakai perahu kesana. Di Cosmos Bungalow akses turun ke pantainya langsung dari penginapan jadi perahu bisa jemput dibawah. OMG udah kaya pemilik pulau aja ๐.

Sekitar 30 menit kita ada di Banana Boat yang ditarik perahu, rasanya ???? luar biasa, kita antusias banget, teriak sepanjang jalan. Kita sampai di area snorkling dekat dengan pulau liukang. Bapaknya memberikan Google untuk alat snorkling, walaupun ga ada kaki katak buat berenangnya tapi ya udah lah ya. Arus di sana cukup deras jadi kita agak kesulitan untuk berenang karena terbawa arus. Bapak pemilik perahu ikut turun dan mengambil bintang laut untuk kita, keren banget dia berenang pake sandal jepit ๐ฑ. Waktu itu saya belum tau kalau bintang laut tidak boleh dipegang, jadi saya foto itu bintang laut sambil saya pegang.
Baca juga : Perjalanan ke Tanjung Bira
Makan siang di Pulau Liukang
Selanjutnya kita dibawa ke pulau Liukang untuk makan siang, ada restaurant kecil di sana. Kita pesan ikan bakar dan kelapa muda. Sambil menunggu ikannya matang, kita bermain dulu di Hammock, angin sepoi-sepoi, pantai yang sepi, udah nikmat duniawi banget. Short story, kita selesai makan siang dan kembali ke Pantai Bira dengan Banana Boat. Setelah sampai di Pantai Bira, kita bermain-main dulu dipantai, dan masih menggunakan pelampung serta google snorkling. Pemilik perahunya menjelaskan biasanya pantai Bira ramai kalau mau bulan puasa dan setelah lebaran, kalau hari biasa itu sepi banget.

Setelah kurang lebih 3-4 jam menghabiskan waktu untuk bermain air akhirnya kita kembali ke penginapan. Sebenarnya masih bisa kita minta bapaknya untuk bermain Banana Boat lagi tapi kita udah cape banget jadi balik deh ๐. Sebelum balik ke penginapan kita mampir dulu ke toko atau warung dekat parkiran untuk membeli makanan atau cemilan. Di penginapan ga ada jual makanan ringan, oh ya di sana ga ada juga minimarket. Sampai di penginapan kita langsung mandi, istirahat sebentar, dan sekitar pukul 16.00 kita coba keluar area Tanjung Bira untuk jalan-jalan.
Jalan-jalan sekitar area Tanjung Bira
Jam 16.00 wita, kita pergi keluar area Tanjung Bira. Untungnya kita menggunakan kendaraan pribadi, jadi bisa jalan-jalan keluar area ini. Kalau ngga pasti kita bakalan bingung mau ngapaian, karena akses transportasi umum dan jalanan yang sepi kalau sore menuju malam. Awalnya mau cari tempat pembuatan kapal pinishi, tapi setelah menyusuri jalan sampai ke kota Bulukumba ternyata ga nemu tempat pembuatannya. Akhirnya kita memutuskan untuk mencari tempat makan ke arah kota Bulukumbanya. Setelah berputar-putar, kita tidak menemukan tempat makan yang kita mau. Kita cari tempat makan dengan konsep khas daerah sana.
Akhirnya putar balik ke arah Tanjung Bira dan sekitar pukul 18.00 wita kita menemukan seafood restaurant di sisi kanan jalan. Tempatnya cukup besar dan bersih plus dipinggir laut, udah pas banget buat makan malam. Saya lupa kita pesan apa aja di sana, yang jelas harga ya sewajarnya restaurant seafood. Kita makan berdua sekitar Rp 300.000 atau lebih kayanya, udah dapat berbagai macam seafood. Setelah makan, kita langsung kembali ke penginapan, sepanjang jalan emang spooky abis. Mikir-mikir lagi deh kalau mau liburan disana cuma berdua hehehe. Cuma bisa berdoa aja sepanjang jalan dan jauhin pikiran negatif.
Hari ke-tiga di Tanjung Bira
Jujur sebenarnya karena kita cuma liburan berdua dan penginapannya spooky kalau malam, saya cuma pengen cepat-cepat matahari muncul tiap malamnya. Walaupun alamnya indah banget, dan belum puas main air, rasanya masih terlalu sepi karena kita memang berlibur di hari kerja. Setelah sarapan pagi, kita main air lagi di pantai sebentar, kemudian siap-siap check out. Sudah dapat pesan dari orang tua, kalau mau balik ke Makassar jangan sampai lewat sore terutama daerah Jeneponto hehehe. Akhirnya kita jalan pulang dari penginapan sekitar pukul 11.00 wita.
Baca juga : Penginapan Tanjung Bira Cosmos Bungalow
Jalanan masih sama sepi dan lancar, tidak macet seperti di Jakarta. Namun saat memasuki kota Makassar semua berubah ๐, bunyi klakson sepanjang jalan dan macet. Kita sampai di Makassar sekitar pukul 16.30 wita dan mampir sebentar untuk makan coto. Setelah itu kita langsung pulang menuju Pangkep dan sampai sekitar pukul 19.30 wita. Masih banyak sebenarnya tempat yang mau di eksplor di Makassar, tapi harus balik Jakarta jadi ga bisa lama-lama hehe.
Yasss segitu aja cerita liburan di Tanjung Biranya. Silahkan share postingan ini , siapa tau berguna bagi yang lagi cari info liburan hehe.
See you !
2 thoughts on “Tanjung Bira, seperti liburan di Private Beach”